Selasa, 02 Juni 2009

Kisah Sukses Pengusaha - Inspirasi Anda!

Adi, Pedagang kaki lima yang jadi juragan sukses.

Sudah banyak cerita pedagang kaki lima yang kemudian menjadi pengusaha sukses. Salah satunya adalah Muhammad Adi, pemilik CV Intascus Sport, produsen tas yang cukup besar.

Bisa dibilang, Adi merintis usahanya ini benar-benar dari bawah. Pria tamatan sebuah SMA di Surabaya ini sudah kenyang makan asam garam sebagai pekerja rendahan.

Mulanya, selulus SMA pada 1981, Adi mencoba mengadu nasib merantau ke Sulawesi dengan menjadi buruh di sebuah toko agen barang pecah belah. Adi terpaksa merantau karena harus membantu membiayai sekolah adik-adiknya.

Namun, ia tidak lama bekerja di toko itu. Adi pun kemudian meloncat ke Kalimantan untuk bekerja sebagai buruh kasar di PT Newmont. Namun, lagi-lagi, Adi tak betah dan memutuskan pulang ke Surabaya.

Ternyata pulang ke rumah malah membuatnya gelisah, apalagi kalau melihat adik-adiknya yang membutuhkan bantuannya. Karena itu, pada 1982, Adi nekat ke Jakarta. Di ibu kota negara ini, Adi tinggal di kawasan Senayan berkat kebaikan sesama perantau asal Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Mereka bekerja sebagai pelayan dan buruh,” ujar pria kelahiran Surabaya, 12 April 1962 ini.

Untuk menyambung hidup, Adi bekerja serabutan. Pagi hingga siang hari ia menjadi penjual tas keliling dari kantor ke kantor. Malam harinya Adi menjadi juru parkir di Senayan.

Meski penghasilannya kecil, dengan sekuat tenaga Adi berusaha menyisihkan penghasilannya untuk modal berbisnis. “Modal pertama saya hanya Rp 50.000,” kenang Adi.

Dengan uang segitu, Adi kulakan tas di Pasar Pagi untuk dijual kembali. Beruntung, dagangannya selalu habis terjual. “Hasil jualan saya putar lagi,” kata bapak tiga anak ini.

Sayang, jiwa muda Adi yang masih bergelora membuatnya tergoda untuk berfoya-foya. Namun, setelah menikah pada 1985, Adi mulai berpikir serius menjadi pengusaha tas sendiri. Ketika itu, modalnya pun pas-pasan. “Saya terpaksa menjual perhiasan istri untuk modal awal,” kata Adi. Lagi-lagi dengan uang Rp 50.000 Adi memulai usahanya.

Lantaran tak punya mesin jahit, Adi terpaksa meminjam milik temannya. Sedikit keahlian menjahit ia manfaatkan sebaik-baiknya.

Setelah enam bulan berjalan, usahanya mulai menampakkan hasil. Adi pun memberanikan diri menggaji seorang karyawan untuk meningkatkan produksi. Dengan satu karyawan itu, Adi mampu menghasilkan 150 tas per tahun seharga Rp 20.000 per tas. Dari harga segitu, Adi mengambil laba Rp 12.000 per tas. Maklum, modal membuat satu tas hanya Rp 8.000.

Sejak saat itu, setiap enam bulan sekali Adi menambah seorang karyawan. Untuk pemasaran, Adi memanfaatkan jaringan yang telah ia rintis saat masih berdagang tas keliling.

Pada 1987, Adi mulai menjalin kerja sama dengan panitia penyelenggara rapat atau pelatihan di hotel-hotel. “Pada 1987 saya sudah memiliki tenaga pemasaran 18 orang,” tutur Adi.

Omzetnya pun telah melonjak hingga Rp 3 juta per hari, jumlah rupiah yang sangat besar kala itu. Sementara itu, total produksi mencapai 600 unit per hari. Laiknya roda kehidupan, posisi Adi tak selalu di atas. “Saya pernah kekurangan modal untuk menyelesaikan pesanan sampai harus menjual kendaraan operasional,” tutur Adi.

Masa yang paling suram bagi Adi adalah saat pecah kerusuhan pada Mei 1998. Saat itu, para karyawannya ketakutan dan memilih pulang kampung. Sialnya, barang dagangan juga ikut mereka bawa hingga tak ada yang tersisa. “Saya rugi ratusan juta,” kenang dia.

Toh, semangat Adi tidak pernah surut. Berbekal pinjaman bank, Adi mencoba bangkit. Beruntung, pada 1999 bisnis tas kantor kembali naik daun. Adi pun kembali menggenjot produksi dan mampu mencetak omzet Rp 50 juta per bulan.

Sekarang, dalam sebulan paling sedikit Adi memproduksi lebih dari 1.000 tas. “Omzetnya sekitar Rp 100 juta, dengan margin laba 20 persen sampai 40 persen,” ungkap Adi. Kini, ia punya klien tetap dari instansi pemerintah, seperti Departemen Perhubungan dan Kepolisian Republik Indonesia.

Selain tas kantor, Adi juga memproduksi jenis tas lain, seperti tas perempuan. “Ini hasil belajar otodidak,” ujar dia.

Bagi rezeki

Sudah menjadi kodrat, setiap orang membutuhkan orang lain. Begitu juga dalam bisnis. Karena itu, untuk memenuhi banyaknya pesanan tas, Muhammad Adi tak segan-segan membagi order ke konveksi lain. Adi mengatakan, kadang-kadang jumlah pesanan tas memang tak bisa ia tangani sendiri. Alhasil, daripada order lepas, ia membagi lagi (subkontrak) pesanan kepada konveksi lain. “Hitung-hitung berbagi rezeki dengan orang lainlah,” ujar Adi.

Untuk pola kerja sama ini, Adi memilih menggunakan sistem bagi hasil yang ia nilai lebih adil. Artinya, keuntungan yang ia peroleh dari penjualan tas akan ia bagi ke pengusaha lain sesuai dengan porsi yang mereka kerjakan.

Soal pesanan, Adi tak terlalu khawatir. Pasalnya, ia sudah memiliki pelanggan tetap, yaitu Kepolisian Republik Indonesia dan Departemen Perhubungan.

Misalnya, Polri biasanya memesan tas kantor dua kali dalam setahun. Satu kali pesanan sebanyak 8.000 unit dengan tenggat waktu pengerjaan selama empat bulan. “Pesanan rutin ini baru empat tahun belakangan ini,” imbuh Adi.

Di luar pesanan Polri, Adi biasanya menerima pesanan tas belanja dari biro perjalanan. “Jumlahnya memang tidak sebanyak pesanan Polri. Rata-rata 500 unit,” kata Adi. (Widyasari/Kontan)

Sumber : kompas.com

Rabu, 13 Mei 2009

Lowongan Kerja Tehnisi dan Sales

Dibutuhkan segera:

Maintenance Mobile for Data Service (kode : M-DS)
Penempatan: Surabaya, Jember.

Kualifikasi:
  • Memiliki pemahaman yang baik mengenai hardware, software komputer, installalsi internet dan memiliki kominikasi skil yang baik.
  • Memiliki pemahaman mengenai peralatan telekomunikasi.
  • Memiliki kemampuan trouble - shooting
  • Laki - laki usia Max. 27 dan belum menikah.
  • Memiliki kendaraan (motor) sendiri.
  • Bersedia bekerja di luar kantor.
  • Min D3 IT / Sistem informatika.
  • Minimal 1 Th pernah bekerjadi perusahaan IT / Elektronik / Telco.
Special Skill:
  • Menguasai software, hardware komputer dan internet
  • Mengusai installasi dan software komputer.
  • Menguasai trouble shhoting komputer.
Job Scope:
  • Visit ke lokasi customer komplain di area - area dan menyelesaikannya.
  • Maintain Customer.
  • Membuat laporan kerja kepada Maintenance koordinator area.
CV dan Lamaran dikirim ke :
haniif.sukarman@sampoernatelekom.com
Only shorted list candidate will be contacted.
Lamaran di tutup 27 May 2009.

Harap mencantumkan kode posisi

Dibutuhkan :
Sales Data Service (kode : SDS)
Penempatan : Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto
Kriteria:
-Pria/Wanita Max 35 th
-Min D1 segala jurusan
-Menguasai Komputer, pengalaman di sales (diutamakan)

Kirim CV, Lamaran ke :
hanif.sukarman@sampoernatelekom.com
Only shortlist candidate will be contacted.

Harap mencantumkan kode posisi

Rabu, 29 April 2009

Kursus Potong Rambut

Dua Minggu yang lalu ditawari Kursus gratis Potong Rambut oleh mba Erlin- pemilik salon Venus di jalan Karah, Surabaya. Venus Salon memiliki 6 cabang di Surabaya, yaitu Karah, Karang Rejo Sawah, Margorejo, Dukuh Kupang, dan di Petra-Ahmad Yani.

Sapa tahu bisa di komersilkan dengan membuka Barber Shop :) :) :)
Kapan bisa Dimulai kursus nya Bu Erlin....... thanks ya dah nawarin kursus.

Keripik Pisang : Cap Sukarman Karyareja

Still in Proses : Keripik kemudian di packing dan diberi merek:

Sukarman Karyareja

Jenis Kemasan : 200 Grams, 500 Grams.

Keripik Pisang Matang- terbuat dari pisang Raja yang sudah matang- Rasanya Manis asli dari pisang bukan dari gula pasir.
dijamin eunak eunak....

Kamis, 26 Maret 2009

Membuat Brand Baju Gamis dan Jubah

Bismillah,

Hari ini saya mencoba membuat merek baju jubah Hanif Sukarman. Menggunakan nama sendiri, ide ini saya ambil dari nama-nama desainer baju, mereka dengan pede-nya menggunakan nama sendiri untuk brand, dan rata-rata mereknya terkenal berhasil. Hal ini juga untuk belajar bagaimana menggembangkan merek, brand posisioning, marketing dan lain lain.
Semoga ini menjadi awal yang baik.
Melanjutkan tentang baju:
Bahan : katun campuran polyester.
Warna : Hijau pupus-daun.
Panjang: 200 Cm (awalnya) kemudian nambah 75 cm.
Lebar : 115 Cm.

Model Baju:
Jubah , lengan panjang, Panjang Baju: 110 Cm.
Penjahit : coba-deket Rumah.
Harga kain: Rp. 35.000, per meter
Ongkos Jahit: Rp. 40.000.
Foto: menyusul saya up load insya Allah.

(dah ngantuk... dilanjutkan lain kali , insha Allah)