Memasuki bulan November 2012 Surabaya mulai diguyur hujan. Dengan
semakin pesatnya pertumbuhan perumahan baru di Surabaya dan sekitarnya
semakin mengurangi luas daerah resapan air. Kami akan kupas sedikit
mengenai pertumbuhan perumahan baru di Surabaya Timur-Selatan mulai dari
GunungAnyar sampai Kenjeran.
Sebelah timur Gunung Anyar berdiri perumahan seperti: Taman Rivera,
Gunungannyar Regency, Tirto Agung Kavling, Wisma Indah (perumahan lama)
Wisma Gununganyar. Kavling Medokan Tambak, Medokan Sawah, Graha Semanggi
Residence, Griya Wonorejo. Terus kearah utara di sekitar Keputih
berdiri perumahan Sukolilo Dian Regency apartemen dan perumahan. Laguna
Pakuwon, Kenjeran Park, Pantai Mentari. Perumahan Babatan Indah
(Cluster Baru / mulai dijual sekitar bln Oktober’12).
Hampir semua lokasi tesebut adalah daerah potensial penampung air
jika hujan tiba. Dengan berubahnya fungsi peruntukan menjadi perumahan
maka efeknya di beberapa area akan menjadi penampung air baru, dengan
asumsi lebih rendah. Kali di samping jalan Arif Raman Hakim berpotensi
meluap, demikian juga dengan kali di samping jalan Mulyorejo dan
Kalijudan. Pembangunan jalan MERR di depan Stikom ke arah Gununganyar
membuat area Kedung Asem akan terkonsentrasi air dalam jumlah yang tidak
wajar dari biasanya. Kali kecil di samping perumahan Nirwana mengecil
karena dibuat jalan tersebut, sehingga pembuangan air di Kedung Asem
akan mengalir melalui sungai disebelah selatan STIKOM. Pantauan kami,
kali tetap dibuatkan saluran di bawah jalan MERR lebarnya tidak seberapa
dan jumlahnya hanya satu sehingga tidak sebanding dengan debit air yang
dialirkan. Sedangkan daerah Rungkut Asri, Rungkut Tengah, Gununganyar
dan UPN relatif aman dari banjir karena lokasinya sudah cukup tinggi.
Rumah pompa di ujung kali Kalijudan (persis di jalan Raya Kenjeran /
samping Auto 2000 ) sering tidak mampu membuang air dengan cepat,
efeknya di sekitar jalan Kalijudan 10 meluber menuju perumahan Babatan
Indah. Kawasan Perumahan Galaxy Permai cukup aman dari banjir karena
urukan tinggi.
Kawasan ITS, Universitas Putra Bangsa, Universitas Hangtuah akan
menjadi daerah rawan banjir karena lokasi rendah setelah daerah
sekelilingnya diurug. Kawasan ITATS dan Universitas Narotama relatif
aman, tapi jalan di depan kedua universitas tersebut rawan tergenang
air.
Perlu adanya insentif dari pemerintah kota Surabaya agar daerah
resapan air tidak terus berkurang, misalnya dengan menaikan pajak tanah
perumahan dan menggratis kan pajak sawah-sawah, tambak karena memberi
manfaat bagi warga lainnya terutama menjadi daerah penampung air saat
musim hujan tiba. Subsidi silang!
Source: http://pasarsurabaya.wordpress.com