Minggu, 08 Januari 2012

Baju Lebaran Untuk Nyonya


     Ide ini berawal dari Nyari baju Lebaran buat istri, susah nyari baju yang pas (harganya :( - ) sesuai angan-angan. Kejadiannya menjelang lebaran tahun kemarin (Lebaran tahun 2011).
Maunya cari baju yang berbahan halus sehingga nyaman, rata2 dipasaran harganya selangit. Seperti di Shafira sudah start dari harga ratusan ribu. Baju yang saya taksir harganya diatas 700ribu. Ahirnya gerilya kesana-kemari.
Pertama mencari bahan (Wool Cashmere) yang terkenal berkualitas bagus, dimulai dari pasar atom, JMP plaza, saya ubek-ubek tetapi belum nemu harga yang pas sesuai kantong, harga dikisaran di 110 s/d 140 ribu per meter. Setelah beberapa tempat dikunjungi ketemulah sebuah toko di DTC Wonokromo . Alhamdulillah dapat diskon lumayan, dengan lebar 150 cm maka saya beli 2,5 Meter, kali ini tinggal pilih warna bahan.
Pasar di Surabaya tidak kalah lengkap dengan  Pasarbaru, Tanah Abang ataupun Mayestik di Jakarta.
Problem pertama adalah warna yang dicari tidak ada. Warna pesenan dari Nyonya Merah Marun, tp yang tersedia warna Hijau, Biru dongker, dan mirip Krem (gak jelas Krem-nya). Setelah dipertimbangkan lagi dipilihlah warna Biru.
Berikutnya adalah hunting bahan untuk assesories - kain corak warna ungu dan kancing baju ke-ungu-unguan. Hail ini dilakukan setelah konsultasi dengan bapak penjahit.
Langkah kedua cari tukang jahit yang bisa membantu merealisasikan proyek. Ongkos jahit rata2 100-150ribu, sebelum memutuskan ya atau tidak saya cek porto folio yang telah mereka kerjakan, hasil jahitan bagus atau tidak. Beberapa tukang jahit di DTC menawarkan jasanya, karena belum sreg maka tidak jadi kasih proyek jahitan ke mereka, sempat nyari penjahit di jalan Kenjeran - Surabaya langganan nyonya, rupanya mereka tidak berpengalaman mengerjakan baju blues, ataupun baju panjang. Sempat pending beberapa hari ketemulah dengan bapak penjahit tidak jauh dari rumah. Beberapa contoh baju di showroom hasilnya lumayan rapi.
dimulai lah menyampaikan konsep dan rancangan gambar ke bapak penjahit. Ada beberapa hal yang diprotes sama beliau kemudian di kasih solusi. Selanjutnya ajak Nyonya ukur panjang baju agar pas dan nyaman dipakai. dan penjahitan dimulai.
eng ing eng.....
Jadilah seperti gambar ini.....



awalnya assesories di lengan baju maunya di batik naik ke atas melangkung. gak tahu kenapa ko malah jadinya lurus :) , apakah instruksinya kurang dimengerti. tapi ya sudahlah, walaupun tidak sama persis ide dan rancangan saya tapi juga tidak jelek-jelek amat.

Kenapa pilih wool cashmere? Bahan ini biasa digunakan untuk setelan jas atau safari kantoran. bahan halus dan tidak mudah kusut, gampang perawatannya dan sangat nyaman dikenakan. terkesan cukup waah tidak malu-maaluin. Cukup tebal jadi tidak bahan perlu dobel (daleman). Selain buat Lebaran baju ini saya design bisa untuk keperluan resmi sehari-hari. tinggal nyari kerudung yang match- saya serahkan ke Nyonya.
Alhamdulillah comment dari Nyonya enak dipakai seperti harapanku....


*Berusahalah semampumu, teruslah berusaha dan jangan pernah mengeluh, kemudian syukurilah hasil yang engkau dapatkan - hanif

Kamis, 05 Januari 2012

Nginap di Kediri

Pertengahan bulan Desember 2011, saya nginep di Kediri, berubah dari rencana awal langsung balik ke Surabaya.
Sudah beberapa kali ke sana, kali ini saya nginep di Bukit Daun Hotel yang Berkonsep Resort - Hotel. Sebenarnya ada beberpa pilihan nginep disana, bisa di Lotus, Merdeka, Insumo, Penataran, Grand Surya dll.
dari tempat nginep tadi sudah pernah kusinggahi, jika di kasih peringkat menurut saya sebagai berikut:

1. Grand Surya Kediri Hotel. Lokasi di Jalan Doho
2. Merdeka Hotel. - lokasi masih satu deret dengan Grand Surya.
3. Insumo Hotel. dr alun-alun kerah tulunggung , dr alun alun sekitar 700 meter.
4. Bukit Daun Resort Hotel. dari Terminal naik ke atas sekitar 2-3 kilometer.
5. Lotus Hotel. arah Mrican - arah ke luar kota  - jalan yg menuju Nganjuk.
6. Penataran Hotel. di Jalan Doho, lokasinya bersebrangan dengan Grand Surya ke arah Selatan / dekat alun alun Kediri.

Sebelum nginap terahir ini , peringkat Bukit Daun saya tempatkan di nomor 3, tapi karena terahir punya pengalaman kurang enak.  Handuk bau obat, setelah saya minta ganti dengan yang baru ternyata masih sama, bau obat masih sangat keras. Apakah laundry belum kering atau karena memang dikasih obat pemutih, saya tidak mengerti.
Lebih jauh tentang Bukit Daun, hotel ini memiliki beberapa kelas, paling murah di Java room - harga Rp. 197.000. limited room, kamar jumlahnya sedikit. Kamar lainnya mulai di harga Rp. 297.000,- ke atas. View hotel cukup bagus dengan tekstur tanah masih asli berbukit, jadi kamar-bisa atas atau di bawah. Ada sungai kecil yang melintasi bukit. Sebuah kolam renang ada di tengah-tengah, lokasinnya di samping restoran. Breakfast di Bukit Daun menurut saya sangat biasa. masih kalah dengan di Insumo, baik dari menu maupun penyajian. Keunggulan hotel ini bangunan lumayan baru jadi lebih bersih dan segar, view alami di perbukitan.
Lokasi ini jauh dari minimarket so persiapkan kebutuhan agar anda tidak repot ke bawah untuk belanja.

Sementara baru bisa kasih review  ini saja, met bobok. :) :) :)



*segala sesuatu sebaiknya dipersiapkan, so istirahat yang cukup agar siap beraktivitas untuk hasil terbaik - hanif